Nusa Dua - Pemerintah menyepakati nota kesepahaman (MoU)
baru dengan pemerintah Australia. MoU baru ini memperluas cakupan kerja
sama seperti penawaran investasi bandara di selatan Indonesia.
"Pertemuan Indonesia-Australia ini berjalan tiap tahun dengan banyak kerja sama yang sudah berjalan 10 tahun lebih. Dengan manfaat signifikan kedua negara maka dibuat MoU baru," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan, Sugihardjo, di sela-sela acara Pertemuan Indonesia-Australia Transportation Sector Forum di Courtyard Mariot, Nusa Dua, Bali, Kamis (6/4/2017).
Turut hadir dalam acara ini Deputy Secretary of Infrastructure and Regional Development Australia Department Shane Carmody dan Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso.
"MoU baru ada perluasan, tidak hanya keselamatan dan keamanan, tapi juga pembangunan infrastruktur. Karena infrastruktur adalah salah satu program prioritas Bapak Presiden Joko Widodo dan Bapak Wakil Presiden Jusuf Kalla," tambah Sugihardjo.
MoU yang disusun itu meliputi transportasi darat, laut dan udara. MoU juga melibatkan pengembangan sumber daya manusia melalui capacity building, training, riset, lingkungan, SAR, manajemen data dan informasi serta investasi infrastruktur.
"Kita dorong peran serta swasta, BUMN dan asing. Proyek yang kita tawarkan bandara-bandara di dekat Australia seperti Lombok, Labuan Bajo dan Bali Utara. Lalu pelabuhan khusus cruise atau kargo, misalnya ikan segar dari Nusa Tenggara langsung ke Australia kita dorong," ujar Sugihardjo.
Secara umum, MoU ini akan mengajak peran serta Australia dan para investornya untuk membangun wilayah perbatasan di selatan Indonesia. Menurut Sugihardjo, MoU ini nantinya akan dikuatkan dengan kunjungan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi ke Australia bersama investor Indonesia.
"Kalau proyek ini bisa menarik swasta untuk berminat karena ini berlaku umum. Tak hanya nasional tapi juga swasta asing. Harus ada manfaat untuk kedua pemerintahan dan investor. Dalam rencana kunjungan kerja ke Australia, Menteri Perhubungan di Oktober atau November 2017 juga melibatkan delegasi swasta supaya business to business berjalan," tutur Sugihardjo. (detik.com)
"Pertemuan Indonesia-Australia ini berjalan tiap tahun dengan banyak kerja sama yang sudah berjalan 10 tahun lebih. Dengan manfaat signifikan kedua negara maka dibuat MoU baru," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan, Sugihardjo, di sela-sela acara Pertemuan Indonesia-Australia Transportation Sector Forum di Courtyard Mariot, Nusa Dua, Bali, Kamis (6/4/2017).
Turut hadir dalam acara ini Deputy Secretary of Infrastructure and Regional Development Australia Department Shane Carmody dan Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso.
"MoU baru ada perluasan, tidak hanya keselamatan dan keamanan, tapi juga pembangunan infrastruktur. Karena infrastruktur adalah salah satu program prioritas Bapak Presiden Joko Widodo dan Bapak Wakil Presiden Jusuf Kalla," tambah Sugihardjo.
MoU yang disusun itu meliputi transportasi darat, laut dan udara. MoU juga melibatkan pengembangan sumber daya manusia melalui capacity building, training, riset, lingkungan, SAR, manajemen data dan informasi serta investasi infrastruktur.
"Kita dorong peran serta swasta, BUMN dan asing. Proyek yang kita tawarkan bandara-bandara di dekat Australia seperti Lombok, Labuan Bajo dan Bali Utara. Lalu pelabuhan khusus cruise atau kargo, misalnya ikan segar dari Nusa Tenggara langsung ke Australia kita dorong," ujar Sugihardjo.
Secara umum, MoU ini akan mengajak peran serta Australia dan para investornya untuk membangun wilayah perbatasan di selatan Indonesia. Menurut Sugihardjo, MoU ini nantinya akan dikuatkan dengan kunjungan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi ke Australia bersama investor Indonesia.
"Kalau proyek ini bisa menarik swasta untuk berminat karena ini berlaku umum. Tak hanya nasional tapi juga swasta asing. Harus ada manfaat untuk kedua pemerintahan dan investor. Dalam rencana kunjungan kerja ke Australia, Menteri Perhubungan di Oktober atau November 2017 juga melibatkan delegasi swasta supaya business to business berjalan," tutur Sugihardjo. (detik.com)
0 komentar:
Posting Komentar