Polisi melakukan pemeriksaan di Grozny, Chechnya: 'Kepemimpinan Rusia tidak dapat diragukan lagi sejauh mana otoritas Chechnya telah melanggar hak asasi manusia.' Foto: Alamy |
Penangkapan besar-besaran tersebut dilakukan sejak Desember tahun lalu. Orang tua yang memiliki anak dengan orientasi seksual sesama jenis diberi dua pilihan. Membunuh anaknya dengan tangan mereka sendiri atau pemerintah yang bakal melakukannya.
Kenyataan mengerikan itu diungkapkan para gay yang berhasil melarikan diri dari negara pecahan Uni Soviet tersebut. ”Kami selalu dianiaya, tapi tidak pernah seperti ini. Kini mereka menangkap semua orang (gay, Red). Mereka membunuh orang-orang dan melakukan apa yang mereka mau,” ujar salah seorang korban yang berhasil melarikan diri kepada France24.
Korban yang tidak mau namanya disebutkan itu mengungkapkan bahwa para pria gay ditangkap dan dikumpulkan dalam sebuah kamp sebelum disiksa. Penyiksaan tersebut dilakukan selama berminggu-minggu sebelum akhirnya keluarga korban dipanggil.
Karena itu, selama beberapa bulan terakhir, puluhan gay melarikan diri dari Chechnya. Di negara tersebut, menjadi gay adalah tabu dan aib bagi keluarga. Orang yang membunuh gay tidak akan pernah dihukum. Keluarga korban justru bakal senang dengan kematian putranya yang dicap sebagai pencoreng kehormatan.
Akhir April lalu, Menteri Negara Urusan Luar Negeri dan Persemakmuran Inggris Sir Alan Duncan menyatakan, dirinya menerima laporan bahwa pemerintah Chechnya berencana melenyapkan orang-orang gay di negaranya pada awal Ramadan. Yakni, pada 26 Mei mendatang.
”Kelompok HAM melaporkan bahwa pembunuhan dan kampanye anti gay didalangi Kepala Negara Republik Chechnya Ramzan Kadyrov,” ungkap Duncan di hadapan parlemen Inggris.
Beberapa pekan sebelumya, kabar adanya kamp penyiksaan di Chechnya yang berisi lebih dari seratus gay sudah tersebar. Laporan media Rusia dan pernyataan para aktivis HAM juga menyebutkan bahwa setidaknya ada empat orang yang terbunuh di dalam kamp tersebut.
Senin (1/5) Rusia menangkap lebih dari sepuluh aktivis LGBT yang berusaha menyadarkan publik tentang kekejian pemerintah Chechnya kepada penduduknya yang gay.
Presiden Rusia Vladimir Putin cukup dekat dengan Kadyrov. Moskow mendukung setiap langkah negara yang mayoritas penduduknya muslim konservatif itu. Pemerintah Chechnya juga menampik tudingan adanya penyiksaan dan pembunuhan tersebut. ”Kalian tidak bisa menahan dan menyiksa orang yang tidak pernah berada di republik ini,” ungkap Juru Bicara Kadyrov.
Dia menambahkan bahwa memang terdapat gay di negaranya. Jadi, pemerintah tidak perlu turun tangan. Sebab, keluarga mereka sendiri akan mengirim anaknya yang gay itu keluar dari Chechnya. (Independent/SkyNews/sha/c16/anyjpnn/theguardian.com) (op/adm)
0 komentar:
Posting Komentar