Info1 Indonesia -- Pedemo yang mengatasnamakan aksi
bela Islam 55 mulai berjalan dari masjid Istiqlal menuju depan gedung
Mahkamah Agung (MA), Jakarta. Mereka berencana menyampaikan tuntutan
terkait independensi majelis hakim yang menangani perkara Basuki Tjahaja
Purnama alias Ahok.
Untuk mengantisipasi aksi massa tersebut,
ribuan aparat kepolisian telah berjaga di depan gedung MA. Puluhan
kendaraan taktis, barakuda, dan barikade juga telah disiapkan. Polisi
juga telah memasang kawat duri sebagai pembatas agar massa tak merangsek
masuk ke depan gedung MA.
Para pedemo dengan berpakaian khas
putih-putih telah tiba di depan kawat duri. Para massa yang baru saja
tiba juga dibatasi oleh pasukan Front Pembela Islam (FPI) yang membentuk
barikade di depan kawat duri.
Kepolisian sebelumnya telah meminta
agar massa tak melakukan aksi di depan gedung MA. Namun pihak GNPF MUI
telah menegaskan akan menemui jajaran pimpinan MA untuk menyampaikan
tuntutannya.
Tim advokasi GNPF MUI Kapitra Ampera sebelumnya
mengatakan, ada dua poin utama yang akan diserukan dalam aksi hari ini.
Pertama, adalah menuntut independensi hakim dalam perkara penodaan agama
dan kedua, meminta hakim agar memutus perkara sesuai dengan fakta
persidangan dan hati nurani.
Tuntutan yang dijatuhkan majelis
hakim kepada terdakwa kasus dugaan penistaan agama, Ahok dinilai Kapitra
tidak sesuai dengan fakta-fakta persidangan.
Juru bicara MA
Suhadi menegaskan, massa aksi bela Islam 55 tak bisa mengintervensi
putusan majelis hakim yang menangani perkara Ahok. Kendati demikian,
Suhadi menyatakan terbuka jika ada perwakilan massa yang ingin menemui
pimpinan MA. Namun ia menegaskan, pertemuan itu sekadar mendengarkan
pendapat tanpa mendesak MA menyampaikan tuntutan massa kepada majelis
hakim. (opa)
0 komentar:
Posting Komentar