Info1 Indonesia
--
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk meraup laba bersih
sebesar Rp4,1 triliun dalam tiga bulan pertama tahun ini. Realisasi itu
tercatat tumbuh 6,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun
sebelumnya, yaitu Rp3,8 triliun.
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, pertumbuhan laba ini ditopang oleh pendapatan bunga bersih sebesar tiga persen menjadi Rp13,4 triliun. Selain itu, raihan laba bersih tersebut juga didorong oleh peningkatan pendapatan atas jasa (fee based income) sebesar 25 persen menjadi Rp13,4 triliun.
"Kemudian, satu tahun terakhir kami melakukan efisiensi biaya operasional. Jadi, dalam satu tahun kemarin tidak agresif mengembangkan jaringan distribusi fisik. Ini memang cukup berjalan signifikan," ujarnya, Kamis (25/4).
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, pertumbuhan laba ini ditopang oleh pendapatan bunga bersih sebesar tiga persen menjadi Rp13,4 triliun. Selain itu, raihan laba bersih tersebut juga didorong oleh peningkatan pendapatan atas jasa (fee based income) sebesar 25 persen menjadi Rp13,4 triliun.
"Kemudian, satu tahun terakhir kami melakukan efisiensi biaya operasional. Jadi, dalam satu tahun kemarin tidak agresif mengembangkan jaringan distribusi fisik. Ini memang cukup berjalan signifikan," ujarnya, Kamis (25/4).
Asal tahu saja, pencapaian positif ini terjadi setelah dalam setahun
terakhir pada 2016 lalu, perusahaan mencatatkan kinerja negatif. Yakni,
pada kuartal II dan IV laba bersih perusahaan tercatat turun.
"Ini pertama kalinya (mencatat pertumbuhan laba bersih) setelah kemarin mencatatkan kinerja kurang baik," imbuh dia.
Adapun, dari sisi laba operasional sebelum pajak dan pencadangan tercatat naik 11,9 persen menjadi Rp10,8 triliun.
Kredit Meningkat 14,2 Persen
Emiten berkode BMRI tersebut juga membukukan pertumbuhan kredit sebesar 14,2 persen atau menjadi Rp656,2 triliun. Penyaluran kredit sektor produktif berkontribusi dengan kenaikan 13 persen atau mencapai Rp497,8 triliun, sedangkan kredit investasi dan modal kerja tumbuh masing-masing 11,9 persen.
Adapun, untuk komitmen kredit di sektor infrastruktur, bank pelat merah nomor wahid tersebut mencatat komitmen Rp202,8 triliun, terdiri dari pembiayaan jalan raya dan tol Rp19,5 triliun, transportasi Rp52,2 triliun, tenaga listrik Rp45,5 triliun, migas dan energi terbarukan Rp32,4 triliun, konstruksi Rp22,2 triliun, serta telematika Rp15,2 triliun.
Sementara, untuk sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Bank Mandiri mencatat kredit sebesar Rp78,2 triliun atau tumbuh tipis 4,8 persen ketimbang kuartal I 2016. Kemudian, sektor korporasi sendiri menyentuh Rp234,7 triliun dan konsumen Rp87,2 triliun.
Kendati kreditnya meningkat, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) Bank Mandiri ikut terkerek 80 basis poin (bps) ke level 3,98 persen. Namun, Kartika menilai, rasio itu masih relatif positif, sehingga tidak membuat kinerja perusahaan memburuk pada kuartal I. (op/adm)
"Ini pertama kalinya (mencatat pertumbuhan laba bersih) setelah kemarin mencatatkan kinerja kurang baik," imbuh dia.
Adapun, dari sisi laba operasional sebelum pajak dan pencadangan tercatat naik 11,9 persen menjadi Rp10,8 triliun.
Kredit Meningkat 14,2 Persen
Emiten berkode BMRI tersebut juga membukukan pertumbuhan kredit sebesar 14,2 persen atau menjadi Rp656,2 triliun. Penyaluran kredit sektor produktif berkontribusi dengan kenaikan 13 persen atau mencapai Rp497,8 triliun, sedangkan kredit investasi dan modal kerja tumbuh masing-masing 11,9 persen.
Adapun, untuk komitmen kredit di sektor infrastruktur, bank pelat merah nomor wahid tersebut mencatat komitmen Rp202,8 triliun, terdiri dari pembiayaan jalan raya dan tol Rp19,5 triliun, transportasi Rp52,2 triliun, tenaga listrik Rp45,5 triliun, migas dan energi terbarukan Rp32,4 triliun, konstruksi Rp22,2 triliun, serta telematika Rp15,2 triliun.
Sementara, untuk sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Bank Mandiri mencatat kredit sebesar Rp78,2 triliun atau tumbuh tipis 4,8 persen ketimbang kuartal I 2016. Kemudian, sektor korporasi sendiri menyentuh Rp234,7 triliun dan konsumen Rp87,2 triliun.
Kendati kreditnya meningkat, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) Bank Mandiri ikut terkerek 80 basis poin (bps) ke level 3,98 persen. Namun, Kartika menilai, rasio itu masih relatif positif, sehingga tidak membuat kinerja perusahaan memburuk pada kuartal I. (op/adm)
0 komentar:
Posting Komentar