Candi Borobudur Banjir Puisi Toleransi Beragama Jelang Waisak

Posted By Unknown on 08/05/17 | 15.47

Candi Borobudur
Wisatawan pengunjung galeri Limanjawi Art House di dekat Candi Borobudur bisa menyaksikan karya seni dan pembacaan puisi menjelang perayaan Waisak. (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)
Info1 Indonesia -- Belasan seniman memberikan suguhan puisi mengenai toleransi kehidupan beragama bagi para pengunjung objek wisata Candi Borobudur di Jawa Tengah. Kegiatan tersebut dilakukan untuk meningkatkan kembali semangat toleransi antarumat beragama, menjelang perayaan hari raya Waisak pada 11 Mei 2017 mendatang.

Salah satu yang terlibat dalam seremoni tersebut adalah Es Wibowo, penyair kondang asal kota Magelang yang berlokasi tidak jauh dari candi umat Budha terbesar di Asia Tenggara.

Dikutip dari kantor berita Antara, Es Wibowo menuliskan empat puisi terkait toleransi kehidupan beragama. Dua puisi masing-masing berjudul ‘Waisak’ dan ‘Kamadhatu’ yang dibuatnya sejak tiga bulan lalu, sedangkan dua lainnya berjudul ‘Umbul Jumprit’ dan ‘Mrapen’ yang ditulisnya bulan lalu.

Pelecut Es Wibowo melahirkan empat puisi terbarunya, tidak lepas dari keprihatinan atas munculnya gerakan intoleransi.

Ia tak mau terus berdiam diri menjadi bagian dari mayoritas diam dalam menghadapi merebaknya intoleransi. Melalui sastra, ia ingin turut menjaga toleransi yang menjadi warisan nenek moyang bangsa, agar tetap tegak dan membumi.

"Ingin mengapresiasi Candi Borobudur, namun lebih dari itu, puisi itu wujud toleransi antarumat beragama," kata Es Wibowo, dikutip Senin (8/5).

‘Kamadhatu’ sendiri dibacakan dengan apik oleh Es Wibowo pada pembukaan pameran lukisan bertajuk "Kamadhatu" di Limanjawi Art House Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (7/5) kemarin.

Selain Es Wibowo, setidaknya ada 15 seniman asal Bali yang menggelar pameran di galeri milik Umar Chusaeni, yang tidak jauh dari lokasi candi.

Umar ingin mengajak seluruh wisatawan yang menyaksikan karya seni di galeri miliknya bisa mengingat kembali semangat toleransi kehidupan beragama yang belakangan mulai pudar.

Momentum pameran mereka yang juga ditandai dengan pembacaan puisi tentang Candi Borobudur tersebut, seakan tidak lepas dari perayaan Waisak 2017 oleh umat Budha di candi yang juga warisan budaya dunia tersebut.

Tahun ini, puncak Trisuci Waisak jatuh pada Kamis (11/5), sedangkan rangkaian perayaan oleh umat Buddha dan para biksu dari dalam serta luar negeri, telah dimulai sejak akhir pekan lalu melalui bakti sosial pengobatan gratis untuk masyarakat umum.

Rangkaian lainnya, berupa pengambilan air berkah dari Umbul Jumprit di kawasan Gunung Sindoro Kabupaten Temanggung, Senin (8/5), pengambilan api dharma dari sumber api alam di Mrapen, Kabupaten Gorobogan, Selasa (9/5). Air berkah dan api dharma kemudian disemayamkan di Candi Mendut, sebelum dibawa dengan berjalan kaki menuju Candi Borobudur pada Hari Waisak.

Selain itu, mereka juga menjalani tradisi pindapata di sekitar Kelenteng Liong Hok Bio Kota Magelang pada Rabu (10/5) pagi dilanjutkan sore harinya prosesi jalan kaki dari Candi Mendut ke Borobudur.

Puncak Waisak akan jatuh pada Kamis (11/5) bertepatan dengan bulan purnama pada pukul 04.42.09 WIB. Umat Buddha menandai dengan meditasi dan pradaksina di pelataran Candi Borobudur. (op/adm)

sumberCNN Indonesia
Blog, Updated at: 15.47

0 komentar:

Posting Komentar

TRANSLATE

Popular Posts

loading...